KSINews, Banda Aceh – Baru sekitar setahun diaspal, jalan SP. Nasional – Baet tepatnya di perbatasan antara Gampong Baet-Reuhat Tuha Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Aceh Besar kembali rusak. Pasalnya, aspal jalan yang baru diselesaikan pada tahun 2021 lalu ini kembali amblas, berlubang, dan retak yang sangat membahayakan aktivitas masyarakat yang melintasi jalan tersebut.
Seperti diketahui, jalan penghubung antar desa ini dikerjakan pada 4 Mei 2021 lalu oleh PT. Citra Gunung Emas dan Konsultan Supervisi dari CV. Bemonzi dengan nomor kontrak 03/SP/DAK . Kegiatan peningkatan jalan ini menggunakan anggaran bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Kabupaten Aceh Besar tahun anggaran 2021, dengan jumlah Pagu Anggaran sebesar Rp. 3.050.800.000.00.
Dari informasi yang didapat di lokasi, warga memperkirakan penyebab jalan itu cepat rusak diduga karena tipisnya lapisan aspal dan sepertinya ada pada saat pemadatan tidak maksimal dengan memakai Tendem Roller, Tidak sedikit warga mengeluhkan atas kerusakan jalan akses pertanian itu, karena sangat membahayakan pengendara bermotor khususnya roda dua. Selain terdapat kerusakan, pada malam hari jalan penghubung antar desa itu juga minim cahaya, karena kurangnya lampu penerang jalan.
“Padahal ketika jalan ini terbangun kami sangat bahagia dan bersyukur, karena sudah memiliki jalan akses yang layak. Tetapi ketika melihat hasil kerja mereka belum setahun saja jalan aspal hotmix ini sudah kembali rusak sepertinya mau murka,” ungkap salah seorang warga yang mengaku bernama, Ramli Puteh itu kepada media ini, Senin (26/12/2022).
Ia juga mengungkapkan bahwa memang sebelumnya para pekerja rekontruksi jalan ini sering melakukan kegiatan pekerjaan/pengaspalan jalan tesebut pada malam hari.
“Kemarin mereka kerjakannya malam malam, entah mungkin biar jangan ketahuan warga atau memang ingin berbuat nakal,” ujar Ramli.
Karena itu, sekarang warga kecewa dengan hasil pekerjaan jalan tersebut yang tidak sempurna, bukannya bermanfaat malah membahayakan warga setempat. Padahal jika pengaspalan sesuai dengan yang direncanakan maka kualitasnya pasti bagus dan bisa bertahan lama.
Menurutnya, memang kalau dilihat ini adalah pola kerja hanya mencari uang dan meraup untung yang sebesar-besarnya, sehingga perusahaan tersebut tidak memikirkan ketahanan setiap pembangunan.
“Dan pengawas sendiri sepertinya juga tutup mata dan tidak perduli dan patut diduga ikut bersama menyetujui bentuk bangunan jalan tersebut,” tutupnya.